Siapakah
yang tegak di kabut ini
Atau
Tuhan, atau kelam:
Bisik-bisik
lembut yang sesekali
Mengusap
wajahnya tertahan-tahan
Kepada
siapakah kabut ini
Telah
turun perlahan-lahan:
Kepada
pak tua, atau kami
Kepada
kerja atau sawah sepi ditinggalkan.
Goenawan Mohamad, dalam puisi ini, Dia
ingin menyampaikan pembaca tentang komunikasi kebuntuan antara manusia dan
Tuhan.
"Kabut" adalah sebuah puisi lirik
karena merupakan puisi pendek yang mengekspresikan emosi, sikap dan suasana
hati yang mengelilinginya.
Tempat penyair informasi penting di sawah.
Kabut mengungkapkan bahwa orang sering terjebak dalam kebuntuan, kesedihan, dan
perasaan ketidakpastian, jadi seperti "kabut".
Penyair meninggalkan kesan abadi yang harus
terbiasa dan bersedia untuk bergulat dengan masalah hidup dan kehidupan. Selain
itu, manusia harus membuka diri untuk melihat masa pengembangan. Tanpa berjuang
dengan masalah hidup dan kehidupan dan tanpa ingin mengikuti perkembangan
zaman, itu adalah sifat manusia yang hilang.
penyair penting untuk menyampaikan gagasan,
ajaran, dan keyakinan dalam rangka "menyindir" dirinya dan orang lain
untuk menjadi acuan atau patokan tindakan, perilaku, dan tindakan manusia
sebagai individu, anggota masyarakat, dan hamba Allah dalam hidup dan kehidupan.
January 08, 2018
0 comments:
Post a Comment